Posted by : Prisna Defauzi Rabu, 10 September 2014


Oleh:  Prisna Defauzi*

Kririsis identitas mahasiswa muslim semakin hari semakin kentara. Mahasiswa muslim yang seharusnya pola pikir dan pola sikapnya berlandaskan tuntunan Islam, kekinian semakin jauh dari kata ideal. Pragmatisme, hedonisme, individualisme, apatisme dan semacamnya adalah sekelumit paham-paham yang meracuni pola pikir dan pola sikap mahasiswa muslim.

Bagi mahasiswa muslim, memahami identitasnya merupakan sebuah keharusan. Identitas mahasiswa muslim adalah ciri khas yang melekat pada tiap-tiap mahasiswa muslim. Identitas inilah yang kemudian membedakannya dengan mahasiswa pada umumnya.

Mahasiswa muslim yang memahami identitasnya nampak pada pola pikir dan pola sikapnya yang islami. Dengan pola pikir dan pola sikapnya yang islami tersebut ia menjalankan perannya dan mengoptimalkan posisinya sebagai mahasiswa. Dalam menjalankan perannya, meskipun ada kesamaan dengan peran mahasiswa pada umumnya, yakni sebagai pencari ilmu sekaligus sebagai agent of change, social control, dan iron stock, namun terdapat perbedaan yang mencolok. Demikian pula ketika berbicara posisinya sebagai kaum intelektual sekaligus penyambung lidah rakyat atau parlemen jalanan, meskipun ada kesamaan dengan posisi mahasiswa pada umumnya, juga terdapat perbedaan yang mencolok. Perbedaan yang mecolok tersebut dapat dilihat dari pola pikir dan pola sikapnya yang islami yang terejawantahkan melalui motivasinya dalam melakukan perbuatan, tata cara dan tujuan perbuatannya, serta solusi islam yang ditawarkannya.

Peran mahasiswa muslim
Mahasiswa muslim mempunyai peran ganda. Di satu sisi sebagai pencari ilmu, di sisi lain sebagai agent of change, social control, dan iron stock. Sebagai pencari ilmu,  mahasiswa muslim yang memahami identitasnya akan jauh berbeda dengan mahasiswa pada umumnya. Perbedaan tersebut nampak pada motivasinya dalam mencari ilmu, yakni semata-mata kesadaran bahwa mencari ilmu adalah kewajiban dari Allah swt. Di samping nampak pula pada cara dan tujuannya dalam mencari ilmu, yakni tidak menghalalkan segala cara dan hanya mengharapkan keridhaan Allah swt.

Sebagai agent of change (agen pembaharu), mahasiswa muslim adalah objek (aktor) atau subjek (sutradara) dalam setiap perubahan. Bila perubahan yang diusung mahasiswa pada umumnya hanya sekadar mengganti rezim penguasa yang otoriter atau bobrok dan melakukan tambal sulam atas sistem yang rancu. Yang pada akhirnya tidak membuahkan apa-apa kecuali kekecewaan. Perubahan yang diusung oleh mahasiswa muslim yang memahami identitasnya adalah perubahan yang hakiki. Perubahan tersebut adalah dengan mengganti rezim penguasa yang otoriter atau bobrok dengan person yang amanah dan kompeten, juga pada saat bersamaan mengganti sistem yang rancu dengan syariah Islam yang tidak diragukan lagi kebenarannya. Atau dengan kata lain, solusi perubahan yang ditawarkannya adalah penerapan syariah Islam. Sebab, syariah Islam sebagai jalan kehidupan (way of life) merupakan solusi paripurna bagi kebaikan hidup manusia.

Sebagai social control (kontrol sosial), mahasiswa muslim yang memahami identitasnya akan terlihat dari perannya dalam aktivitas dakwah, amar makruf nahyi munkar, serta saling memberi nasihat dengan kebenaran dan kesabaran di tengah-tengah masyarakat. Inilah yang menjadi bukti kepeduliannya terhadap lingkungan sosial. Kepedulian tersebut terejawantahkan dari upayanya dalam mencegah dan mengoreksi berbagai kemaksiatan dan kezhaliman, baik itu yang dilakukan oleh individu, masyarakat, bahkan oleh penguasa.

Peran lain mahasiswa muslim juga sebagai iron stock (pemimpin masa depan). Mahasiswa muslim yang memahami identitasnya sejak awal sudah sadar bahwa berlangsungnya estafet kepemimpinan untuk masa depan adalah keharusan. Tentu saja yang menjadi pemimpin di masa depan adalah para pemuda termasuk mahasiswa muslim hari ini. Oleh karenanya, sebagai calon pemimpin masa depan, sedari dini ia akan mempersiapkan bekal ketakwaan dan keilmuan sehingga ia siap bila sewaktu-waktu diamanahi sebagai pemimpin untuk mengurusi umat dengan syariat Islam.

Posisi mahasiswa muslim
     Selain memiliki peran ganda, mahasiswa muslim juga memiliki posisi ganda yang strategis. Posisi ganda tersebut adalah sebagai kaum intelektual sekaligus penyambung lidah rakyat atau parlemen jalanan. Mahasiswa muslim dengan posisi gandanya tersebut, mempunyai tanggung jawab untuk memperjuangkan hak-hak umat, menjelaskan kebijakan zhalim penguasa dan memberikan solusi-solusi Islam, memperjuangkan kebenaran Islam agar diaplikasikan secara paripurna di semua lini kehidupan; berindividu, bermasyarakat dan bernegara,  di samping mengontrol kebijakan penguasa agar tidak melenceng dari syariat Islam ketika kelak Islam sudah diterapkan secara paripurna. Bagi mahasiswa muslim yang memahami identitasnya, tentu semua tanggung jawab itu akan diimplementasikannya sebagai upayanya dalam mengoptimalkan posisi strategisnya tersebut.

Upaya mengembalikan identitas mahasiswa muslim
Mengembalikan identitas mahasiswa muslim dapat dilakukan dengan dua cara; memahamkan identitasnya sebagai mahasiswa dan memahamkan identitasnya sebagai muslim. Memahamkan identitasnya sebagai mahasiswa dapat ditempuh dengan memahamkan apa saja peran dan posisi mahasiswa yang sebenarnya. Memahamkan identitasnya sebagai muslim adalah dengan memahamkan bahwa manusia adalah makhluk ciptaan Allah swt, yang tujuan hidupnya tidak lain hanyalah untuk beribadah kepada-Nya, dan pada akhirnya akan kembali kepada-Nya. Dengan demikian, bila mahasiswa muslim sudah paham apa saja peran dan posisinya yang strategis, paham pula tujuan hidup seorang muslim adalah beribadah kepada Allah swt, maka dalam menjalankan peran dan posisinya sebagai mahasiswa ia akan senantiasa menjadikan Islam sebagai rujukan dan jalan perjuangannya. Maka pada saat itulah identitas mahasiswa muslim terlihat kembali. Wallahu A’lamu bi ash-shawaabi

(Penulis adalah Humas Lembaga Studi Politik Islam UIN SGD Bandung periode 2013- 2014 dan mahasiswa PAI C semester VII Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN SGD Bandung)

Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

- Copyright © Muslim Writer -Metrominimalist- Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -