Posted by : Prisna Defauzi Jumat, 17 Oktober 2014

Assalamu’alaikum wr wb.

Segala puji bagi Allah rabb semesta alam. Hanya Dia saja yang berhak menetapkan hukum. Sesungguhnya bagi orang yang beriman ada kemenangan yang besar. Dan sungguh adzab Allah amat pedih bagi mereka yang mendurhakaiNya. Semoga shalawat tercurahlimpahkan kepada rasulNya yang mulia, Muhammad saw. Sungguh jalan keselamatan adalah mengikuti apa saja yang ia bawa dan meninggalkan apa saja  yang ia tinggalkan. Semoga shalawat tercurahlimpahkan pula kepada keluarganya yang beriman, kepada para sahabatnya dan kepada umatnya yang beriman. Allahu Akbar!!

Saudara mahasiswa sekalian, kalau sampai saat ini saudara mahasiswa masih menganggap bahwa demokrasi adalah sistem terbaik. Maka kami ingin menyerukan kepada saudara mahasiswa sekalian, bahwa demokrasi sesungguhnya sistem khayalan. Demokrasi penuh kedustaan, pembodohan dan penyesatan. Demokrasi dengan kedustaannya, tidaklah pernah mewakili kepentingan seluruh rakyat. Apakah kenaikan hargga BBM dan tarif dasar listrik adalah keinginan mayoritas rakyat? Tidak! Jelas sekali saudara mahasiswa sekalian, bahwa setiap kebijakan yang disahkan oleh anggota parlemen yang duduk melalui mekanisme demokrasi, sejatinya tidak mewakili kepentingan seluruh rakyat. Kebijakan tersebut hanyalah mewakili kepentingan pribadinya, kelompoknya dan kepentingan para kapitalis.

Saudara mahasiswa sekalian, mahalnya biaya pemilu dalam demokrasi, mengharuskan siapapun yang ingin duduk di kursi kekuasaan harus merogoh kocek yang sangat besar. Kalau di setiap pilkada biayanya hampir mendekakti 1,5 triliun bahkan lebih, bagaimana dengan biaya pilpres? Tentu jauh lebih besar dari pada itu. Pertanyaannya, siapakah yang membiayai modal sebesar itu? Tentu yang paling besar adalah dari para kapitalis. Pertanyaannya, apakah para kapitalis tersebut hanya memberikan modal pemilu yang besar tanpa mengharapkan imbalan? Tidak mahasiswa sekalian! Tidak ada makan siang gratis! Inilah kedustaan demokrasi. Demokrasi hanya akan melahirkan persekongkolan jahat antara penguasa dan pengusaha. Buktinya, tidak kurang dari 76 UU pesanan para kapitalis melalui IMF, World Bank, dan USAID yang telah disahkan melaui demokrasi. Seperti UU Migas, UU Penanaman Modal, UU Kelistrikan, UU Sumber Daya Air, UU Perguruan Tinggi,  yang akibatnya seluruh kebutuhan bahan pangan, bbm, listrik dan biaya pendidikan terus merangkak naik. Dan disaat yang sama 70-80% SDA/SDE/Migas rakyat Indonesia dikuasai oleh Asing. Itulah demokrasi, penuh kedustaan dan pembodohan. Takbir!!

Saudara mahasiswa sekalian, demokrasi adalah sistem kufur. Mengapa? Karena demokrasi menyerahkan kedaulatan berada di tangan rakyat yang diwakilkan kepada anggota parlemen. Kedaulatan adalah hak membuat hukum. Dan yang berhak membuat hukum hanyalah Allah swt, bukan rakyat atau manusia. Dalam QS Yusuf ayat 40 Allah swt berfirman: innil hukmu illa lilLahi (sesungguhnya yang berhak membuat hukum hanyalah Allah). Takbir!!

Saudara mahasiswa sekalian, demokrasi adalah sistem kufur. Mengapa? Karena demokrasi tidak menjadikan hukum Allah swt sebagai hukum tertinggi. Demokrasi juga tidak menjadikan hukum Allah sebagai asas dari pengaturan Negara dan rakyat. Dalam demokrasi, miras adalah legal, padahal hukum Allah telah mengharamkannya. Perzinaan juga legal, bukan hanya legal, tapi demokrasi telah memfasiitasi perzinaan dengan menyediakan lokalisasi prostitusi, padahal jelas hukum Allah telah mengharamkannya. Dalam demokrasi, yang haram bisa menjadi wajib, yang wajib bisa menjadi haram. Menutup aurat bagi perempuan di depan umum adalah kewajiban, tapi demokrasi malah membuatnya menjadi mubah. Membuka celah bagi kafir menjadi pemimpin adalah haram, tapi demokrasi malah membuatnya menjadi halal. Itulah demokrasi, penuh dengan penyesatan.
Takbir!!

Saudara mahasiswa sekalian, fakta menunjukkan, sepanjang sejarah penerapan demokrasi di Indonesia, kondisi rakyat Indonesia tak kunjung menjadi lebih baik. Bahkan sebaliknya, dari tahun ke tahun rakyat Indonesia semakin terpuruk dan jauh dari kesejahteraan. Mengapa bisa demikian? Karena demokrasi adalah sistem rusak dan merusak. Demokrasi telah nyata membuat kerusakan di berbagai bidang, mulai dari moral, ekonomi, sosial, hukum, hingga pemerintahan. Secara moral misalnya, pornografi, pornoaksi, seks bebas, pelacuran, aborsi, peredaran miras dan narkoba menjadi fenomena yang akrab ditemui di negeri ini. Di bidang ekonomi, kemiskinan makin hari makin menjadi-jadi. Badan Pusat Statistika (BPS) mencatat jumlah penduduk miskin di Indonesia per Maret 2014 mencapai 28,28 juta jiwa atau 11,25 persen dari jumlah total penduduk. Angka tersebut lebih besar dibandingkan dengan jumlah penduduk miskin pada Maret 2013 yang mencapai 28,17 juta jiwa. 

Saudara mahasiswa sekalian, di bidang sosial, demokrasi juga menyuburkan tindak kejahatan, pelecehan seksual, tawuran, dan kriminalitas. Di bidang hukum, keberpihakan hukum terhadap pihak yang lebih kuat nampak jelas. Ibarat paku, hukum dalam demokrasi tumpul ke atas namun begitu tajam ke bawah. Demokrasi juga membuat kerusakan di bidang pemerintahan, sudah menjadi rahasia umum di negeri iini korupsi marak di mana-mana, dari lembaga eksekutif, legislatif bahkan yudikatif. Jadi jelaslah demokrasi adalah sistem rusak dan merusak.
Takbir!!

Saudara mahasiswa sekalian, itulah fakta sebenarnya demokrasi. Demokrasi penuh kedustaan, pembodohan, dan penyesatan. Demokrasi adalah sistem kufur. Demokrasi adalah sistem rusak dan merusak. Oleh karena itu saudara mahasiswa sekalian, marilah kita merapatkan barisan bersama mahasiswa Hizbut Tahrir. Marilah bersama-bersama kita berjuang untuk revolusi Islam, yakni revolusi untuk mengganti sitem demokrasi yang bobrok dengan sistem islam atau khilafah. Ya Allahu Saksikanlah, saksikanlah, kami telah menyampaikan seruanMu. Allahu Akbar!!

Wassalamu’alaikum wr wb.

{ 1 komentar... read them below or add one }

  1. Produsen dan pengedar miras di negara demokrasi ini sejak JAman DahULu hingga Sekarang masih dibolehkan beroperasi. Sampai kapan yaa?? #mikir #Islam

    BalasHapus

- Copyright © Muslim Writer -Metrominimalist- Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -