Posted by : Prisna Defauzi Rabu, 04 Desember 2013

“Dan merekapun yakin, bahwa benteng-benteng mereka dapat mempertahankan mereka dari (siksa) Allah; maka Allah mendatangkan kepada mereka (hukuman) dari arah yang tidak mereka sangka-sangka. Dan Allah melemparkan ketakutan dalam hati mereka; mereka memusnahkan rumah-rumah mereka dengan tangan mereka sendiri dan tangan orang-orang Mukmin. Maka ambilah (kejadian itu) untuk menjadi pelajaran, hai orang-orang yang mempunyai wawasan.” (QS. Al-Hasyr [59]:2) “Pasti, akan ditaklukan Konstantinopel. Sebaik-baik pemimpin adalah pemimpinnya dan sebaik-baik pasukan adalah pasukannya.” (HR. Ahmad)

Dialah Muhammad Al-Fatih. Khalifah belia penyandang gelar sebaik-baik pemimpin. Dialah sang penakluk Konstantinopel. Sosok pemimpin yang sejak lama dirindukan oleh sahabat Abu Ayyub Al-Anshary, sampai-sampai menjelang wafatnya beliau berpesan agar dimakamkan di bawah benteng kokoh konstantinopel. Alasannya supaya ia bisa mendengar derap langkah kaki kuda sang pemimpin terbaik. Sang pemimpin penakluk Konstantinopel sebagai bukti kebenaran bisyarah Rasulullah SAW.
*********


Saban hari Muhammad Al-Fatih bersama ratusan ribu pasukannya mengepung Konstantinopel. Kota di sebuah kerajaan digdaya Romawi yang semenjak kekhilafahan Umayyah hingga Abassiyyah tak kunjung takluk di pelukan kaum muslimin. Kota yang kala itu dikenal memiliki pertahanan yang amat kokoh. Kota yang di sekelilingnya dipagari benteng berlapis tebal dengan ketinggian lebih dari 10 meter. Seluruh bagian kota tidak menyisakan celah sedikitpun bagi musuh. Seluruh bagiannya dirancang masak-masak supaya tidak bisa ditembus. Bagian luar sekeliling benteng dibangun parit selebar 18-20 meter dengan kedalaman hingga 10 meter. Bagian selatan dilindungi laut Marmara dengan ombak dan badai yang sering datang tak terduga. Sedangkan di bagian timur terdapat selat sempit Golden Horn yang sudah dilindungi rantai besar sehingga mustahil bisa dilewati kapal perang, bahkan oleh sekoci kecil sekalipun.

Satu bulan lebih pengepungan Konstantinopel berlangsung. Pekikan takbir bergemuruh seolah-olah di sana sedang terjadi badai besar atau angin ribut. Dentuman meriam terdengar nyaring saling bersahutan setiap saat. Tapi Konstantinopel tetap saja kokoh berdiri.  Sementara pasukan kaum muslimin terus menerus syahid berjatuhan. Bagi Al-Fatih, semua itu sama sekali tidak akan meyurutkan semangat juangnya.

Pernah suatu saat Muhammad Al-Fatih meminta pasukannya menghentikan sementara serangannya. Mereka diminta mendirikan shalat secara berjamaah. Saat itu hampir seratus lima puluh ribu kaum muslimin mendirikan shalat berjamaah dengan diimami Muhammad Al-Fatih. Sontak hal ini membuat merinding bulu kuduk pasukan musuh. Tak pernah sekalipun mereka melihat begitu banyak manusia beribadah sekhusuyuk dan seindah ini.
Semenjak perang berkecamuk, siang tidak lagi cerah. Yang terlihat hanya gelap pekat. Diselubungi gumpalan asap meriam yang membumbung ke atas langit. Sementara pasukannya berjuang melawan musuh, Muhammad Al-Fatih berkeliling di sekitarnya. Kepada pasukannya, Ia terus menerus meneriakan bahwa kalian adalah sebaik-baik prajurit sebagaimana yang telah disabdakan Rasulullah beberapa abad silam. Tentu saja hal itu membuat pekikan takbir semakin kencang bergemuruh.

Bertarikh 29 Mei 1453, Konstantinopel akhirnya takluk dipelukan kaum muslimin. Penaklukan itu terjadi setelah sebelumnya Muhammad Al-Fatih mempraktikan sebuah ide “gila”-nya. Sebuah ide yang nyaris tak masuk akal. Bersama pasukannya, ia pindahkan ribuan kapal perang melewati bukit dalam tengat satu malam. Hingga ketika sinar fajar menyemburat di ufuk timur, ribuan kapal telah berlabuh, dan ratusan ribu pasukan pun telah rapi berbaris. Mereka kemudian merangsek masuk dan menyerang kota dari berbagai arah. Sontak hal itu membuat nyali pasukan musuh ciut dan bertekuk lutut. Setelah itu juga Konstantinopel berhasil ditaklukan.
*********

Lihatlah! Lihatlah Konstantinopel telah ditaklukan. Lihatlah Muhammad Al-Fatih dan pasukannya. Mereka adalah sebaik-baik pemimpin dan pasukan yang dulu dijanjikan. Lihatlah bagaimana bisyarah Rasulullah itu telah dibuktikan. Dan akan terbukti kembali bisyarah-bisyarah lainnya di kemudian hari. Lihatlah kemenangan itu. Kemenangan yang dipetik oleh sebaik-baik pemimpin. Oleh dia Muhammad Al-Fatih. Sang khalifah belia ahli ilmu, bahasa, dan strategi. Khalifah belia yang sedari kecil tak pernah sekalipun meninggalkan shalat malam, rawatib, apalagi fardhu. Dialah Muhammad Al-Fatih. Sebaik-baik pemimpin yang dipersiapkan oleh syaikh Syamsuddin Al-Wali, seorang ulama yang taat dan empunya lautan ilmu. Dialah Muhammad Al-Fatih. Perjuangannya adalah inspirasi bagi para pejuang Allah setelahnya. Inspirasi bagi pengemban dakwah pejuang Khilafah. Dan inspirasi bagi para pejuang penakluk Roma di kemudian hari. Lihatlah! Lihatlah“kemudian akan datang masa kekhilafahan yang berjalan sesuai manhaj (metoda) kenabian” (HR. Ahmad). []Prisna Defauzi


Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

- Copyright © Muslim Writer -Metrominimalist- Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -